Sabtu, 26 April 2014

Globalisasi Budaya



By Rizal Saryadi
Apakah globalisasi budaya bersifat mendominasi budaya lain (realist) atau hasil interaksi antara budaya (liberal)?

            Dalam memahami globalisasi budaya tentunya dapat diawali dengan melakukan sebuah kajian yang bersumber pada definisi-definisi dari para ahli untuk mengungkapkan makna dasar globalisasi dan budaya tersebut sehingga tidak melebar luas dan berada di luar batas makna dasarnya. Dengan demikian, penulis dalam hal ini mengacu pada dua pendapat ahli mengenai globalisai dan dua pendapat ahli mengenai budaya.
            Menurut Lucian W. Pye, globalisai dapat diartikan sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture). Sedangkan menurut Albrow, globalisasi mengacu pada semua proses dimana masyarakat dunia dimasukkan ke dalam sebuah masyarakat tunggal dunia, masyarakat global. Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwasanya globalisasi mengacu pada semua proses dimana nilai-nilai, budaya, dan masyarakat dunia menyebar ke dalam kehidupan sebuah masyarakat tunggal.
            Mengenai budaya, menurut Ministrant (1989: 51) budaya didefinisikan sebagai sikap dan kepercayaan, cara berfikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut. Di samping itu,  Raymond Williams (1961: 16) mendefinisikan budaya ke dalam empat elemen penting yaitu seluruh kehidupan, materi, intelektual, dan spiritual. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasanya budaya adalah apa yang ada pada kehidupan dan apa yang dilakukan dalam hidup.
            Dari definisi globalisasi dan budaya di atas, dapat diasumsikan bahwasanya globalisasi budaya merupakan proses persebaran budaya masyarakat dunia ke dalam budaya masyarakat tunggal dunia. Dengan kata lain, budaya suatu negara dapat menyebar dan masuk kedalam budaya negara lainnya. Sebagai contoh trend gaya musik K-pop di Indonesia adalah pengaruh budaya korea yang merambat ke dalam ranah kehidupan masyarakat Indonesia (budaya Indonesia).  
Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis berpendapat bahwasanya globalisasi budaya merupakan hasil interaksi antara budaya (liberal). Jika suatu budaya di masyarakat tertentu mempengaruhi budaya masyarakat lainnya dan dapat diterima oleh masyarakat yang dipengaruhinya tersebut, maka akan terjadi akulturasi (percampuran dua (lebih) kebudayaan) dengan budaya lokal di masyarakat itu (yang dipengaruhi). Sebagai contoh pewayangan di Inggris (untuk masyarakat Inggris) harus menggunakan Bahasa Inggris atau menggunakan Bahasa Jawa yang kemudian di-translate melalui teks ke dalam Bahasa Inggris. Sesuai dengan uraian tersebut, interaksi budaya antara beberapa negara tak dapat dihindarkan dari terjadinya akulturasi budaya karena secara logika jika masyarakat suatu negara menerima suatu budaya tertentu dari negara lain maka budaya yang mempengaruhinya tersebut akan menyesuaikan dengan budaya lokal yang telah ada di negara itu (yang dipengaruhi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar