Minggu, 21 Oktober 2012

Penerapan Bahasa Baku Sebagai Refleksi Kewibawaan Karya Tulis Akademik




Dalam karya tulis akademik, eksistensi bahasa baku mutlak diperlukan sebagai sarana untuk mempresentasikan ide seorang penulis. Di samping itu, situasi dan kondisi karya tulis akademik memang tergolong ke dalam ragam yang resmi sehingga bahasa baku pun harus diaplikasikan didalam situasi tersebut.
           
Bahasa baku merupakan hal yang tergolong rumit untuk diterapkan oleh karena bagi sebagian orang bahasa  baku dirasa kurang familiar dan enjoyable. Karenanya pula, bahasa baku memiliki susunan yang sistematis dan tepat sehingga diperlukan kearifan dan kemampuan yang memadai untuk menerapkannya. Bagi sebagian orang pula, bahasa oral sehari-hari atau bahasa percakapan nonformal/tidak baku akan lebih mudah dan enjoyable untuk diterapkan karena kearifan yang mereka miliki sudah memadai di bidang bahasa tersebut. Lagi pula, bahasa tersebut memang telah mendominasi keseharian mereka sehingga didalam penerapannya tidak terdapat kesulitan yang serius. Akan tetapi, aspek kewibawaan bahasa nonformal sangat lebih rendah dari bahasa formal sehingga ragam bahasa baku menjadi lebih pantas dimandatkan sebagai elemen penting didalam karya tulis akademik. Misalnya, kalimat “Saya tidak menyukai Anda” (baku) dibandingkan dengan kalimat “Saya nggak suka anda” (tidak baku), maka kewibawaan pun akan terlihat lebih menonjol didalam kalimat baku tersebut. Untuk itu, seorang penulis didalam dunia akademik harus berkomitmen untuk mempelajari ragam tulisan baku secara mendalam agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan fatal yang bertentangan dengan aturan akademik itu sendiri dan tentunya agar efek kewibawaan didalam tulisannya pun bisa muncul dan terlihat lebih sempurna.

Untuk mencapai kearifan yang lebih mengenai ragam tulisan baku tersebut, diperlukan strategi ekstra yang lebih meyakinkan, diantaranya dengan cara berusaha untuk menambah kosa kata baru,  bahasa serapan, dan istilah-istilah penting, lalu berlatih untuk menerapkannya melalui bimbingan para senior atau guru yang lebih tahu mengenai hal tersebut, dan terakhir berusaha menyempatkan diri untuk membaca karya tulis ilmiah yang sudah populer di kalangan akademik agar wawasan semakin bertambah.
             
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar